Senin, 29 Februari 2016

PROMO PAKEJ PERCUTIAN MEDAN 2016



PROMO PAKEJ PERCUTIAN MEDAN 2016

HARI 01 : MEDAN - PARAPAT

• Tiba di bandara kuala namu medan dan bertemu dengan Ejen Percutian Medan
• Berangkat menuju parapat via pematang siantar.
• Berhenti sejenak di kota pematang siantar persis di toko paten berbelanja makanan khas lokal seperti tangtang, tengteng, tingting, dan lain-lain atas biaya sendiri.
• Perjalanan dilanjutkan menuju parapat.
• Tiba di parapat, check in di hotel. menginap di parapat.
• Makan malam disajikan di restoran hotel atau di restoran lokal.
• Acara bebas (Istirahat).

HARI 02 : PARAPAT SAMOSIR BERASTAGI
• Sarapan pagi di restoran hotel dan check out.
• Tour setengah hari ke pulau samosir mengunjungi tomok dan ambarita dengan kapal motor. group kurang dari 15 orang hanya mengunjungi tomok dengan kapal motor umum.
• Kembali ke parapat.
• Makan siang di restoran lokal.
• Berangkat menuju berastagi di dataran tinggi karo.
• Berhenti di simarjarunjung dan air terjun sipiso-piso untuk menyaksikan keindahan pemandangan danau toba.
• Tiba di berastagi, langsung menuju pasar buah untuk berbelanja buah-buahan segar produksi lokal dan barang-barang souvenir lainnya.
• Menuju hotel untuk check in. menginap di berastagi.
• Makan malam disajikan di restoran hotel atau restoran lokal.
• Acara bebas (istirahat)

HARI 03 : BERASTAGI – MEDAN CITY TOUR

• Sarapan pagi di restoran hotel dan check out.
• Rombongan bergerak menuju medan melalui jalan berliku-liku di perbukitan.
• Tiba di medan, rombongan mengikuti city tour di kota medan mengunjungi istana maimoon dan mesjid raya.
• Makan siang di restoran lokal.
• Usai makan siang, rombongan diantar berbelanja di pusat-pusat perbelanjaan tradisional dan modern atau berbelanja souvenir.
• Shopping Pasar Ikan
• Shopping Medan Mall
• Check in hotel. menginap di medan.
• Makan malam akan disajikan di restoran lokal.
• Kembali ke hotel.
• Acara bebas

HARI 04 : WISATA BELANJA MEDAN - BANDARA
• Aarapan pagi di restoran hotel.
• Acara bebas hingga check out dan diantar ke bandara kuala namu untuk penerbangan kembali ke Malaysia  atau ke destinasi selanjutnya.
• Tour selesai.

Accomodation Hotel :
PARAPAT    : Patra jasa Hotel***
BERASTAGI: Green Garden hotel***
MEDAN       : Grand Inpression Hotel ***

Harga Pakej Percutian Medan 4D3N - 2016 : Innova 05Seater As Transportation
Minimal 02 Person  :RM.665/Person
Minimal 04 Person  :RM.470/Person
Minimal 05 Person  :RM.450/Person 
Harga Pakej Percutian Medan 4D3N - 2016 : Isuzu Elf 10-14Seater As Transportation
Minimal 06 Person  :RM.445/Person
Minimal 08 Person  :RM.420/Person
Minimal 10 Person  :RM.400/Person
Minimal 12 Person  :RM.390/Person
Harga Pakej Percutian Medan 4D3N - 2016  : Minibas 20-27Seater As Transportation
Minimal 16 Person  :RM.415/Person
Minimal 20 Person  :RM.395/Person
Minimal 26 Person  :RM.370/Person
Harga Pakej Percutian Medan 4D3N - 2016 :Bas Persiaran Medan 30-43Seater as Transportation
Minimal 30 Person  :RM.375/Person
Minimal 40 Person  :RM.360/Person


Notes: Requests cheap prices WhatsApp +62 812 6433 2925


More Information :
WhatsApp : +62 812 6433 2925
Email : travelingsumatera@gmail.com
 
 

Cara booking Tour di Medan

Cara booking Tour di Medan
Sila WhatsApp atau email Kami:
Cara booking Tour di Medan

Percutian Padang - Bukit Tinggi 4D 3N

Percutian Padang - Bukit Tinggi 4D 3N

Percutian Padang - Bukit Tinggi 4D 3N
DAY 01 – ARRIVAL AT MINANGKABAU AIRPORT – BUKITTINGGI
Arrival at Minangkabau International Airport, baggage proceed to Padang and tour to Muaro, Jembatan Siti Nurbaya, Gunung Padang, Pantai Padang and drive to Bukittinggi. On the way stop at Anai WAterfall, Padang Panjang for Information Centre & Documentation Of Minangkabau Kingdom, Pandai Sikek for wood carving and hand weaving. Arrive at Bukittinggi, check in hotel and free at your own leisure. Lunch & Dinner at local restaurant.

DAY 02 – BUKITTINGGI – LAKE MANINJAUBreakfast at hotel, today tour start with visiting Embun Pagi for Lake Maninjau View, Sungai Landia View, Panorama Park, Japanese Tunnel, Sianok Canyoon, Jam Gadang and shopping at Pasar Atas. Lunch & Dinner at local restaurant.

DAY 03 – BUKITTINGGI – BATUSANGKAR TOUR
Breakfast at hotel, today we will take you to Hajjah Rosma Embroidery Workshop, Kinikko for Traditional coffee miling and some local product, Istana Raja Pagaruyung, Ikan Sakti. Back to Bukittinggi & free program. Lunch & Dinner at local restaurant.

DAY 04 – BUKITTINGGI – TRANSFER AIRPORT
Breakfast at hotel and you will transfer to airport for your flight to your next destination.



PACKAGES INCLUDE

  •    Air Ticket (Return)
  •    Private Transport
  •    Accomodation
  •    Meals
  •    Entrance Fees

PACKAGES EXCLUDES

  •    Personal Expenses
  •    Optional Tour
  •    Airport Tax
  •    Travel Insurance
For Reservation
WhastApp : +62 812 6433 2925
Email : travelingsumatera@gmail.com
 

Rabu, 24 Februari 2016

Kereta Sewa Medan Indonesia

Kereta Sewa Medan Indonesia -Murah dan Selesa
Kami melayani Sewa Kereta di Medan indonesia dengan harga yang bole bincang sampai jadi.
Kereta yang kami sediakan
- Avanza
- Kijang Innova
- Kia Travello 09Seaters

- Isuzu Elf 11Seaters
- Isuzu Elf Long 14seaters
- Mini Bas 20-25Seaters
- Big Bus 30-42Seaters


Mencari kereta kereta atau bas semasa anda bercuti atau business perjalanan di Perak??
Sila WhatsApp Kami : +62 812 6433 2925
Email : travelingsumatera@gmail.com



Kami Juga menyediakan Layanan
- Pakej Percutian Medan
- Voucher Hotel

For Reservation:
Email : travelingsumatera@gmail.com
WhatsApp : +62 812 6433 2925


Kereta Sewa Medan Indonesia



Selasa, 23 Februari 2016

Cara Membuat tempahan ke Medan

Ramai Orang Tanya Macam Mana Buat Tempahan Percutian ke Medan dan
Lake Toba
Cara melakukan tempahan nak Melancong ke Medan dengan Mudah Je,
Sila WhatsApp : +62 812 6433 2925
Email : travelingsumatera@gmail.com
Visit Blog : http://percutianmedan.blogspot.com
                   http://melancongmurahkemedan.blogspot.com
                   http://ejenpercutianmedan.blogspot.com
                   http://keretasewamedan.blogspot.com

Mudah Je kan,Kalau sudah Comforn Nak Melawat ke Medan,sila Bagi deposit Rm 200 buat Personal dan Rm 500 buat Group tour.
Kami Pasti layan Smua dengan service yang best.

Enjoy Your Trips





Kamis, 11 Februari 2016

Misteri Patung Sigale-gale di Samosir

Misteri Patung Sigale-gale
Misteri Patung Sigale-gale di Samosir

Sigalegale merupakan sebuah boneka yang terdengar sangat mistis hingga saat ini. Hebat nya boneka ini dapat menari-nari dan menangis seperti hal nya manusia. Sungguh aneh tapi nyata. Cerita mengenai boneka ini juga masih teka teki hingga saat ini. Cerita dari boneka ini bermula dari seorang Raja di Uluan yang bernama Raja Rahat. Raja ini telah lama ditinggal oleh istrinya dan ia hanya memiliki seorang putra yang menjadi mahkota dari kerajaan itu. Putranya itu bernama Manggale. Dalam kepemimpinananya, Raja ini sangat bijaksana dan putanya juga sangat dihormati dan disegani oleh rakyatnya kerena ketangkasannya dalam berperang.
Tibalah pada suatu hari terdengar kabar bahwa di hutan Uluan yang jadi perbatasan Uluan telah berkumpul pasukan dari seberang negeri Uluan hendak menyerang dan menjarah harta kekayaan alam Uluan. Mendengar hal itu rakyat juga sang Raja tampak gelisah dan dia tetap berusaha keras memikirkan rencana untuk menghadapi ancaman ini, lalu ia mengumpulkan penasehat-penasehatnya, para tetua kampung, Datu-datu dan putranya Manggalae selaku panglima perang. Dari semua penatua ada seorang Datu yang dianggap sebagai penasehat tertua dan ucapan dari Datu ini sangat didengarkan oleh Raja, Datu itu bernama Datu Manggatas. Mendengar semua perkataan Raja, semua tampak takut dan bingung untuk memberkan keputusan yang tepat. Datu Manggatas itu pun menyarankan untuk berperang melawan dan mengutus Manggalae sebagai pemimpin dalam perperangan itu, dan semua pun setuju dengan pendapat Datu lalu genaplah keputusan sang Raja untuk berperang lalu ia pun mengutus putranya Manggalae untuk memimpin pasukan Uluan menghadapi musuh di pebatasan tersebut.
Setelah enam bulan berlalu, Manggalae dan pasukan nya masih berperang di dalam hutan. Raja dan rakyatnya menantikan kepulangan mereka, namun belum ada kabar karena tidak ada yang berani masukl kedalam hutan. Sampai suatu seketika sang Raja bermimpi, dalam mimpinya ia melihat seekor burung gagak yang sedang terbang diatas rumahnya dan tiba-tiba burung gagak itu terjatuh dan mati karena tertusuk anak panah. Sang Raja pun sering merenungi mnakna mimpi itu dan menafsirkan nya sebagai pertanda buruk. Kekhawatiran juga ketakutannya begitu menyiksanya, karena Manggalae adalah putra semata wayangnya. Tak tahan menahan rindunya, Raja pun jatuh sakit. Melihat keadaan sang Raja para tetua dan penasehat Raja berkumpul dan berunding dalam memikirkan cara penyembuhaannya. Lalu Datu Manggatas pun memberikan masukan untuk membuat patung menyerupai wajah Manggalae dimana Datu manggatas akan mengundang roh Manggalae untuk masuk kedalam patung tersebut agar patung tersebut dapat bergerak seperti manusia, dimana rasa rindu Raja dapat terobati apabila melihat patung itu. mendengar masukan dari Datu itu mereka pun membuat patung itu demi kesembuhan Raja.
Tepat pada bulan purnama, setelah semua persiapan selesai, semua rakyat pun berkumpul menantikan kehadiran Raja bersama Datu Manggatas untuk melihat patung itu, betapa terharunya semua rakyat yang berkumpul disitu karena melihat sang Raja yang menangis menatap patung itu. Lalu Datu Manggatas pun mengisyaratkan pada pargonci untuk memainkan gondang sabangunan, lalu diikuti dengan tiupan alat musik sordam. Menyusul tabuhan Gondang, sang datu mengambil tali tiga warna : merah, hitam dan putih. Lalu mengikatnya dikepala patung itu. Datu lalu mengenakan ulosnya, dan membaca mantra sambil mengelilingi patung tersebut sampai tujuh kali, dan tiba-tiba patung itu bergerak dan tidak hanya bergerak juga manortor bersama sang Datu. Kemudian Datu menjemput sang Raja untuk ikut manortor bersama patung Manggalae. Semua rakyat pun terharu dan ikut bergabung manortor bersama-sama. Mereka manortor hingga fajar terbit dan tibalah roh Manggalae tersebut harus kembali kealamnya sebelum ayam berkokok karena begitulah perjanjiannya.
Roh Simanggalae pun kembali kealamnya meninggalkan patung itu juga seluruh rakyat uluan yang hadir. Dan patung itu pun tidak dapat lagi bergerak. Raja Rahat lalu menyimpaan patung itu. Demikianlah sang Raja terhibur. sehingga sejak saat itu, apabila sang Raja rindu bertemu dengan putranya, ia akan mengadakan upacara pemanggilan roh dan akan manortor bersama ''anak'' nya itu sampai pagi. Patung itu pun dinamai Sigale-gale karena gerakannya yang lemah dan seolah tak bertenaga dan pacara ini selalu dilakukan hingga sang Raja meninggal dunia.

Melancong Medan Lake Toba
WhastApp : +62 812 6433 2925

Asal Usul Batu Gantung di Parapat

Dahulu kala, di sada huta terpencil di pinggiran Danau Toba Sumatera Utara, hiduplah sepasang suami-istri dengan seorang anak perempuannya yang cantik jelita bernama Seruni.
Selain rupawan, Seruni juga sangat rajin membantu orang tuanya bekerja di ladang. Setiap hari keluarga kecil itu mengerjakan ladang mereka yang berada di tepi Danau Toba, dan hasilnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Suatu hari, Seruni pergi ke ladang seorang diri, karena kedua orang tuanya ada keperluan di desa tetangga. Seruni hanya ditemani oleh seekor anjing kesayangannya bernama si Toki. Sesampainya di ladang, gadis itu tidak bekerja, tetapi ia hanya duduk merenung sambil memandangi indahnya alam Danau Toba. Sepertinya ia sedang menghadapi masalah yang sulit dipecahkannya. Sementara anjingnya, si Toki, ikut duduk di sebelahnya sambil menatap wajah Seruni seakan mengetahui apa yang dipikirkan majikannya itu. Sekali-sekali anjing itu menggonggong untuk mengalihkan perhatian sang majikan, namun sang majikan tetap saja usik dengan lamunannya.
Memang beberapa hari terakhir wajah Seruni selalu tampak murung. Ia sangat sedih, karena akan dinikahkan oleh kedua orang tuanya dengan seorang pemuda yang masih saudara sepupunya. Padahal ia telah menjalin asmara dengan seorang pemuda pilihannya dan telah berjanji akan membina rumah tangga yang bahagia. Ia sangat bingung. Di satu sisi ia tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya, dan di sisi lain ia tidak sanggup jika harus berpisah dengan pemuda pujaan hatinya. Oleh karena merasa tidak sanggup memikul beban berat itu, ia pun mulai putus asa.

“Ya, Tuhan! Hamba sudah tidak sanggup hidup dengan beban ini,” keluh Seruni.

Beberapa saat kemudian, Seruni beranjak dari tempat duduknya. Dengan berderai air mata, ia berjalan perlahan ke arah Danau Toba. Rupanya gadis itu ingin mengakhiri hidupnya dengan melompat ke Danau Toba yang bertebing curam itu. Sementara si Toki, mengikuti majikannya dari belakang sambil menggonggong.
Dengan pikiran yang terus berkecamuk, Seruni berjalan ke arah tebing Danau Toba tanpa memerhatikan jalan yang dilaluinya. Tanpa diduga, tiba-tiba ia terperosok ke dalam lubang batu yang besar hingga masuk jauh ke dasar lubang. Batu cadas yang hitam itu membuat suasana di dalam lubang itu semakin gelap. Gadis cantik itu sangat ketakutan. Di dasar lubang yang gelap, ia merasakan dinding-dinding batu cadas itu bergerak merapat hendak menghimpitnya.
“Tolooooggg……! Tolooooggg……! Toloong aku, Toki!” terdengar suara Seruni meminta tolong kepada anjing kesayangannya.
Si Toki mengerti jika majikannya membutuhkan pertolongannya, namun ia tidak dapat berbuat apa-apa, kecuali hanya menggonggong di mulut lubang. Beberapa kali Seruni berteriak meminta tolong, namun si Toki benar-benar tidak mampu menolongnnya. Akhirnya gadis itu semakin putus asa.
“Ah, lebih baik aku mati saja daripada lama hidup menderita,” pasrah Seruni.
Dinding-dinding batu cadas itu bergerak semakin merapat.
“Parapat[2]… ! Parapat batu… Parapat!” seru Seruni menyuruh batu itu menghimpit tubuhnya..
Sementara si Toki yang mengetahui majikannya terancam bahaya terus menggonggong di mulut lubang. Merasa tidak mampu menolong sang majikan, ia pun segera berlari pulang ke rumah untuk meminta bantuan.
Sesampai di rumah majikannya, si Toki segera menghampiri orang tua Seruni yang kebetulan baru datang dari desa tetangga berjalan menuju rumahnya.
“Auggg…! auggg…! auggg…!” si Toki menggonggong sambil mencakar-cakar tanah untuk memberitahukan kepada kedua orang tua itu bahwa Seruni dalam keadaan bahaya.
“Toki…, mana Seruni? Apa yang terjadi dengannya?” tanya ayah Seruni kepada anjing itu.
“Auggg…! auggg…! auggg…!” si Toki terus menggonggong berlari mondar-mandir mengajak mereka ke suatu tempat.
“Pak, sepertinya Seruni dalam keadaan bahaya,” sahut ibu Seruni.
“Ibu benar. Si Toki mengajak kita untuk mengikutinya,” kata ayah Seruni.
“Tapi hari sudah gelap, Pak. Bagaimana kita ke sana?” kata ibu Seruni.
“Ibu siapkan obor! Aku akan mencari bantuan ke tetangga,” seru sang ayah.
Tak lama kemudian, seluruh tetangga telah berkumpul di halaman rumah ayah Seruni sambil membawa obor. Setelah itu mereka mengikuti si Toki ke tempat kejadian. Sesampainya mereka di ladang, si Toki langsung menuju ke arah mulut lubang itu. Kemudian ia menggonggong sambil mengulur-ulurkan mulutnya ke dalam lubang untuk memberitahukan kepada warga bahwa Seruni berada di dasar lubang itu.
Kedua orang tua Seruni segera mendekati mulut lubang. Alangkah terkejutnya ketika mereka melihat ada lubang batu yang cukup besar di pinggir ladang mereka. Di dalam lubang itu terdengar sayup-sayup suara seorang wanita: “Parapat… ! Parapat batu… Parapat!”
“Pak, dengar suara itu! Itukan suara anak kita! seru ibu Seruni panik.
“Benar, bu! Itu suara Seruni!” jawab sang ayah ikut panik.
“Tapi, kenapa dia berteriak: parapat, parapatlah batu?” tanya sang ibu.
“Entahlah, bu! Sepertinya ada yang tidak beres di dalam sana,” jawab sang ayah cemas.
Pak Tani itu berusaha menerangi lubang itu dengan obornya, namun dasar lubang itu sangat dalam sehingga tidak dapat ditembus oleh cahaya obor.

“Seruniii…! Seruniii… !” teriak ayah Seruni.

“Seruni…anakku! Ini ibu dan ayahmu datang untuk menolongmu!” sang ibu ikut berteriak.

Beberapa kali mereka berteriak, namun tidak mendapat jawaban dari Seruni. Hanya suara Seruni terdengar sayup-sayup yang menyuruh batu itu merapat untuk menghimpitnya.

“Parapat… ! Parapatlah batu… ! Parapatlah!”

“Seruniiii… anakku!” sekali lagi ibu Seruni berteriak sambil menangis histeris.

Warga yang hadir di tempat itu berusaha untuk membantu. Salah seorang warga mengulurkan seutastampar (tali) sampai ke dasar lubang, namun tampar itu tidak tersentuh sama sekali. Ayah Seruni semakin khawatir dengan keadaan anaknya. Ia pun memutuskan untuk menyusul putrinya terjun ke dalam lubang batu.
“Bu, pegang obor ini!” perintah sang ayah.
“Ayah mau ke mana?” tanya sang ibu.
“Aku mau menyusul Seruni ke dalam lubang,” jawabnya tegas.
“Jangan ayah, sangat berbahaya!” cegah sang ibu.
“Benar pak, lubang itu sangat dalam dan gelap,” sahut salah seorang warga.
Akhirnya ayah Seruni mengurungkan niatnya. Sesaat kemudian, tiba-tiba terdengar suara gemuruh. Bumi bergoyang dengan dahsyatnya seakan hendak kiamat. Lubang batu itu tiba-tiba menutup sendiri. Tebing-tebing di pinggir Danau Toba pun berguguran. Ayah dan ibu Seruni beserta seluruh warga berlari ke sana ke mari untuk menyelamatkan diri. Mereka meninggalkan mulut lubang batu, sehingga Seruni yang malang itu tidak dapat diselamatkan dari himpitan batu cadas.
Beberapa saat setelah gempa itu berhenti, tiba-tiba muncul sebuah batu besar yang menyerupai tubuh seorang gadis dan seolah-olah menggantung pada dinding tebing di tepi Danau Toba. Masyarakat setempat mempercayai bahwa batu itu merupakan penjelmaan Seruni yang terhimpit batucadas di dalam lubang. Oleh mereka batu itu kemudian diberi nama “Batu Gantung”.
Beberapa hari kemudian, tersiarlah berita tentang peristiwa yang menimpa gadis itu. Para warga berbondong-bondong ke tempat kejadian untuk melihat “Batu Gantung” itu. Warga yang menyaksikan peristiwa itu menceritakan kepada warga lainnya bahwa sebelum lubang itu tertutup, terdengar suara: “Parapat… parapat batu… parapatlah!”
Oleh karena kata “parapat” sering diucapkan orang dan banyak yang menceritakannya, maka Pekan yang berada di tepi Danau Toba itu kemudian diberi nama “Parapat”. Parapat kini menjadi sebuah kota kecil salah satu tujuan wisata yang sangat menarik di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.